Liputankalbar.com – Sintang. Kepala dinas pertanian dan perkebunan Kabupaten Sintang, Elisa gultom dalam sambutannya di kegiatan temu lapangan kelompok tani di kecamatan tebelian dan kecamatan dedai dikebun kelompok tani subur makmur, jalan lintas dedai dusun gurung kempadik, desa gurung kempadik kecamatan tebelian Sintang Kabupaten Sintang pada Senin, 3 Oktober.

Elisa Gultom saat pertemuan  menyampaikan bahwa pihaknya sangat senang karena kegiatan lapangan seperti ini bisa dilaksanakan kembali setelah kurang lebih dua tahun tidak bisa dilaksanakan karena pandemi covid-19.

“dalam hal pertanian, kegiatan lapangan seperti ini sangat penting karena kita tidak hanya bicara teori saja tetapi langsung prakteknya. Dengan kegiatan kita hari ini, saya melihat masyarakat kita sudah mulai masuk pada cara bertani yang modern. Buktinya, kita sudah disokong oleh mekanisasi pertanian yang baik. Sudah ada traktor, sarana produksi juga bagus dan modern” terang Elisa Gultom

“kondisi kita tahun 2023 ada masalah dalam hal pertanian. Sudah ada arahan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk setiap daerah memacu produktivitas pertanian. Penyebabnya adalah adanya tren global sekarang, negara-negara penghasil pangan melakukan pengurangan ekspor bahan pangan dan mereka menimbun untuk kepentingan dalam negeri mereka” beber Elisa Gultom

“ini mengkhawatirkan bagi seluruh dunia. Bagaimana nanti kalau Thailand an Vietnam sudah tidak mau mengekspor beras mereka, bagaimana nasib warga Negara lain yang selama ini selalu impor beras dari dua Negara tersebut. Begitu juga LPG sudah ada rencana negara penghasil LPG untuk tidak menjual ke negara lain” terang Elisa Gultom

“terjadi pergeseran global saat ini. Dulu negara-negara berlomba-lomba menjual atau ekspor, sekarang malah semua menahan diri untuk menjual karena memikirkan kebutuhan dalam negeri mereka sendiri. Ini yang mengkhawatirkan dunia saat ini. Ditambah inflasi yang tinggi juga” beber Elisa Gultom

“maka tidak ada pilihan bagi petani Indonesia dan Kabupaten Sintang khususnya untuk terus menerus menanam dan menanam padi dan sumber pangan lainnya. Sintang beberapa tahun ini sedang giatnya mencanangkan untuk bisa mandiri di 3 komoditas holtikultura yakni sawi,
Soal pupuk subsidi yang langka, bukan hanya terjadi di Kabupaten Sintang saja, di Pulau Jawa pun langka. Penyebabnya adalah bahan baku produksi pupuk bersubsidi masih banyak yang impor dari negara lain. Bahan bakunya tidak semuanya ada di Indonesia, tetapi ada di Rusia dan Ukraina. Ini masalahnya. Mereka disana menahan untuk ekspor sehingga harganya mahal dan langka” terang Elisa Gultom

“maka Bapak Menteri Pertanian memberikan instruksi kepada semua pihak untuk memanfaatkan kearifan lokal seperti membuat kompos. Bahan baku membuat kompos banyak di Kabupaten Sintang ini. Hanya memerlukan pekerjaan yang ekstra. Pupuk kimia, 2 tahun ke depan akan sulit. Mengharapkan pupuk non subsidi, harganya luar biasa tinggi. Seperti harga pupuk mahkota harganya 600-700 ribu per karung. Dulu harganya 300 ribuan saja. Inilah mirisnya kondisi pupuk di daerah kita” tambah Elisa Gultom.

“saya bangga dengan para petani. Di saat krisis dan inflasi yang tinggi, para petani lah yang bisa menyelamatkan negara dan masyarakat. Petani menjadi tulang punggung ekonomi negara kita. Itulah kebahagiaan petani kita, petani bisa membawa ekonomi kita kearah yang lebih baik” tutup Elisa Gultom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini